Rabu, 11 September 2013

Sintang, Kasus Malaria Menurun Drastis


Darmadi

Sintang(Kalbar Times) Penyakit Malaria merupakan penyakit endemic dikabupaten Sintang. Namun, dengan adanya program pembagian kelambu anti nyamuk dan program  indoor residual spraying (IRS) kasus malaria mengalami penurunan. Meskipun demikian, penanganannya belum begitu optimal disebabkan minimnya tenaga teknis yang dimiliki sejumlah puskesmas yang tersebar diseluruh kabupaten Sintang.

Kabid P2KL Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi, menuturkan bahwa dengan adanya dua program yang dijalankan tersebut kasus malaria di Kabupaten Sintang setiap tahunnya mengalami penurunan cukup signifikan. Jumlah kasus malaria 2010 mencapai 21.077, sementara untuk kasus malaria pada tahun 2012 hanya 3.879 kasus.

"Penurunannya cukup signifikan. Namun, penurunan tersebut belum begitu memuaskan oleh sebab itu, kita akan tetap melakukan pengawasan terhadap kasus tersebut serta kasus-kasus lainnya yang berkembang dimasyarakat seperti DBD dan Hepatitis, “tuturDarmadi kepada Kalbar Times, Jumat (6/9).
Ia juga mengatakan bahwa penurunan kasus sejak adanya program pembagian kelambu yang di dukung dengan program IRS atau penyemprotan dinding rumah. “hingga saat ini jumlah kelambu anti nyamuk yang sudah dibagikan dari dinas kesehatan sebanyak 141.276 unit. Kita masih punya stok kelambu anti nyamuk sebanyak 14.441, sedangkan untuk IRS tahun ini kita akan melakukan penyemprotan 3.250 rumah," katanya.

dengan adanya penurunan kasus malaria secara berkelanjutan dikabupaten Sintang diharapkan tidak ada lagi peningkatan kasus. Sebab, ketika kelambu yang dibagikan berangsur rapuh, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelambu tetap tumbuh.

meskupun demikian, dinas Kesehatan akan tetap gencar untuk mensosialisasikan serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan melalui puskesmas setempat. Selain itu peningkatan pelayanan kesehatan di daerah akan tetap dilakukan.

"Di Kabupaten Sintang ada 20 puskesmas yang siapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hanya saja memang diakui kita masih kekurangan tenaga analis, dari 20 puskesmas baru tujuh puskesmas yang memiliki tenaga analis," Papar Darmadi.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Marcus Gatot Budi membenarkan jika sampai saat ini sejumlah puskesmas yang tersebar dikabupaten sintng masih kekurangan tenaga analis, untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, Dinas Kesehatan akan terus berupaya melakukan penambahan tenaga guna memaksimalkan pelayanan kesehatan di masyarakat. "Tanaga analis  wajib ada di Puskesmas, sebab merupakan  tenaga analis merupakan standar Puskesmas dari kementerian,"ucapnya.
Menurutnya, keberadaan tenaga analis sangat penting untuk peningkatan kualitas pelayanan, sebab beberapa penyakit satu diantaranya penyakit malaria tak bisa hanya dipastikan lantaran demam, akan tetapi harus melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk memenuhi tenaga analis ini pihaknya tak mampu berbuat banyak, pasalnya ketentuan pemerintah yang tak memperkenankan pengangkatan tenaga honorer sejak 2013 dan Moratorium mengakibatkan kewalahan untuk penambahan tenaga.

"Kita sangat memerlukan tenaga analis, akan tetapi kita juga bergantung dengan kebijakan atasan. Kita sudah usulkan tenaga analis dan beberapa tenga kesehatan untuk puskesmas pada CPNS 2013,namun dari pusat juga tak turun," pungkas Markus(Lg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar