Rabu, 11 September 2013

Bupati gelar Panen Raya Di Kecamatan Sepauk, Arbudin: Kualitas Beras Sepauk paling baik



Sintang. Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang melalui Program Gerbang Emas (Gerakan Ekonomi Membangun Masyarakat) dan Jakarta Selatan (Jalan, Karet, Tanaman Pangan dan Kesehatan), terus mendorong perekonomian masyarakat Sintang. Banyak kegiatan yang telah dilalakukan pemerintah untuk membantu masyarakat melalui bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan berbagai bidang lainnya.
Terakhir, melalui sektor Pertanian, Bupati Sintang, Milton Crosby menggelar panen Padi di Desa Buluh Kuning Kecamatan Sepauk, Kamis (28/2). “untuk meningkatkan ketahanan pangan dikabupaten Sintang saat ini kita sudah merealisasikan program percetakan sawah minimal 500 hektar perkecamatan, dan progran ini sudah berjalan, mudah-mudahan dengan program tersebut Sintang bisa menjadi lumbung beras, “ucapnya

Diakui Milton Negara Indonesia merupakan negara agraria, namun nyatanya dengan luasnya wilayah pertanian Indonesia masih terus melakukan impor bahan kebutuhan pokok seperti beras. “Nah, di Kabupaten Sintang ini kita akan terus genjot produksi pangan kebutuhan pokok. Kita semua harus terus bergerak menambah luasan lahan sawah. Kita akan terus cari varietas padi yang baru dan bisa menghasilkan padi yang banyak,” beber Milton.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sintang Arbudin mengaku bhawa kegiatan panen raya tersebut sudah kesekian kalinya dilakukan khususnya diwilayah kecamatan sepauk “ dalam jangka waktu sau tahun belakangan ini kita sudah berkali-kali menggelar panen raya dan untuk panen perdana tersebut selalu dihadiri langsung oleh bupati Sintang, “jelasnya
Arbudi mengatakan bahwa hasil panen padi dari wilayah kecamatan sepauk memiliki kualitas yang sangat baik dan saat ini sudah mulai dipasarkan kedaerah lainnya. “hasil panen padi daeri daerah sepauk ini kualitasnya memang bagus, dan sudah banyak masyarakat petani yang memasarkannya keluar Sintang, ”katanya. .

meskipun demikian, lanjut Arbudin, sampai saat ini masyarakat petani masih mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil pertaniannya karena pihak Bulog tidak berani untuk membeli hasil panen petani dengan alasan harga terlalu mahal. “alasan pihak bulog tidak mampu menampung beras petani karena harga yang ditetapkan petani terlalu tinggi, kalau tidak salah selisih antara beras bulog dengan beras milik petani berkisar 2000 rupiah, “tukasnya(Nkga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar