CPNS Titipan Sudah Budaya |
Sintang(Kalbar
times) Tokoh pemuda Serawai-Ambalau, Alan mengatakan bahwa rekrutmen Calon
Pegawai Negeri Sipil(CPNS) di kabupaten Sintang
tak bisa dihindari lagi dengan system titip menitip. Karena menurutnya CPNS
titipan tersebut sudah membudaya dikabupaten Sintang. “jadi, kalau ada yang
bilang proses rekrutmen CPNS di Kabupaten Sintang ini bebas dari
“Titip-memitip” itu sama dengan pembohongan public, “ungkapnya kepada Kalbar
Times kemarin
Menurut Alan,
alasan mengatakan kondisi tersebut sesuai dengan pengalaman yang telah terjadi
dari tahun ketahun. Banyak CPNS yang lolos menjadi PNS didaerah pedalaman.
Namun, bukan masyarakat setempat. Sehingga kita sudah menjadi PNS beberapa
tahun, mereka pasti minta
pindah ke kecamatan maupun ke kabupaten. Seandainya itu
adalah warga setempat kemungkinan kecil minta pindah dan meraka lebih
banyak ditempat tugas karena berada dikampungnya sendiri, “jelasnya.
Ia berharap
agar budaya titip menitip oleh sejumlah pejabat dalam rekrutmen CPNS
dikabupaten Sintang dihilangkan. “kita meminta kepada pemerintah agar dalam
prose rekrutmen CPNS ini dilaksanakan dengan jujur dan transparan serta
memperhatikan situasi dan kondisi dengan memperhatikan kebutuhan Formasi yang
dibutuhkan, “harap Alan.
Sebagai
contoh, Lanjut Alan, di Serawai-Ambalau, ada baiknya pemerintah
lebih memprioritaskan warga setempat. Dengan catatan, pelamar tersebut melampirkan
rekomendasi dari kades setempat yang menyatakan kalau tenaga medis ataupun guru
sangat dibutuhkan didaerah tersebut,” katanya.
Ia mengatakan, langkah
tersebut perlu dilakukan untuk mencegah
CPNS yang ditempatkan disuatu daerah tidak cepat minta pindah. Karena, meski
CPNS yang mendaftar sudah menandatangi surat yang menyatakan siap ditempatkan
dimana saja, tidak menjamin PNS yang dimaksud bertahan lama ditempat tugas.
Sebagai contoh
yang menurutnya terjadi didaerahnya tersebut, banyaknya
tenaga medis di Serawai yang bukan warga setempat, minta pindah sebelum
waktunya. “Masalah seperti ini tidak kami inginkan, kami merasa dirugikan dan
dizolimi. Ketika yang bersangkutan ingin menjadi PNS, nama daerah kami
`dijual`. Sementara ketika lulus malah tidak komit dengan pilihannya ketika
mendaftar CPNS pertama kali,” keluhnya.
Ia menyatakan,
banyak dampak yang dirasakan masyarakat ketika PNS yang bertugas dipedalaman
minta pindah. Dampak utamanya adalah masyarakat tidak mendapatkan pelayanan
yang maksimal. “ketika guru PNS pindah ke kota, yang tersisa hanya guru honorer
yang digaji seadanya dengan dana BOS. Jika
kondisinya seperti itu akan seperti apa kualitas pendidikan yang dihasilkan,
oleh sebab itu diharapkan pemerintah segera tegas dalam situasi tersebut,
Pungkas Alan.(Lg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar