Kamis, 07 Oktober 2010

65 Tahun Desa Empakan Belum Tersentuh Pembangunan

Sintang(Med) Desa empakan kecamatan kayan hulu kabupaten sintang merupakan salah satu desa pedalaman yang terisolir karena sejak Indonesia merdeka hingga sampai sekarang belum tersentuh pembangunan dari pemerintah daerah, akibatnya untuk menuju desa tersebut harus menggunakan jalur sungai dengan arus sungai yang deras.
Walaupun menuju desa empakan tersebut menggunakan jalur sungai, wakil bupati sintang beserta rombongan tetap semangat untuk bertemu dengan warga yang ada didesa empakan, setiba didesa tersebut, wakil bupati disambut masyarakat dengan sangat antusias, memasuki desa tersebut, rombongan pun diiringi dengan tarian adat dayak,
Martinus, salah satu warga desa empakan mengatakan bahwa sejak adanya desa empakan belum pernah ada bupati maupun wakil bupati yang berkunjung kedesanya.”sejak saya lahir didesa ini baru kali inilah ada pemimpin yang mau berkunjung kedesa ini, dan ini suatu kebanggan bagi saya bisa bersalaman langsung dengan bapak wakil bupati sintang, mudah-mudahan kedepannya beliau inilah yang menjadi bupati,”ungkap Martinus.
“Bagi kami warga desa empakan bahwa yang menjadi pemimpin yang selama ini kami dambakan adalah seorang pemimpin yang sudah mengunjungi desa kami, dari situ sudah kami ketahui bahwa seorang pemimpin yang bisa memajukan sintang kedepannya adalah seorang pemimpin yang mau berbaur dengan rakyatnya serta mau sejajar dengan rakyatnya dan kalau saya lihat bahwa sosok beliau ini lah yang bisa memberikan soslusi untuk rakyatnya,”ungkap martinus
Dalam acara tatap muka, wakil bupati sintang, Dr. H. jarot winarno, M.Med, PH mengungkapkan rasa keperihatinanya kepada masyarakat desa empakan karena sedikitpun belum ada tersentuh dengan pembangunan,” pembangunan dikabupaten sintang saya akui memmang tidak adil, terutama pembangunan yang ada dipesisir pantai, bukan hanya didesa empakan ini namun didesa-desa lain terutama yang ada dipesisir pantai sama semuannya dan pembangunan fisik dengan pembangunan mental spiritual serta keagamaan juga tidak seimbangan. Untuk kedepannya akan kita evaluasi bersama-sama,”ungkapnya.
Sebagai wakil bupati sintang, jarot berharap agar dalam pemilukada sintang 2010 agar bisa memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani, tanpa ada unsure paksaan dari siapapun,” Ada 3 kriteria, lanjut jarot, yang harus diketahui masyarakat dalam memilih pemimpin yakni yang pertama adalah pilihlah pemimpin yang merakyat, yang kedua, pilih lah pemimpin yang memiliki jaringan luas demi untuk menjalin kerja sama dalam rangka pembangunan daerah dan yang terakhir adalah mengerti dan memahmi keinginan rakyat,”Jelasnya.(lingga)

4 Bulan PDAM Baning Mampet, Simon:Pemerintah hanya Uber janji palsu!!!!

Sintang- sudah 4 bulan 600 pelanggan merana karena kesulitan medapatkan air besih akibat intalasi PDAM desa Sungai Ana tidak berioperasi lagi pasca terbakarnya genset pemompa air PDAM tersebut, dan sampai saat ini normalisasi PDAM Baning Kota belum ada kejelasan. Padahal pemerintah sudah sampai 3 kali berjanji untuk menyelesaikan masalah ini supaya masyarakat didaerah itu tak mengalami kesulitan air bersih. “ Yang ada, hanya janji tinggal janji. Padahal yang saya baca melalui berbagai media, pemerintah telah berulang kali berjanji akan menyelesaikan masalah ini, baik sebelum puasa maupun sebelum Lebaran. Tapi realisasinya tak jelas sampai sekarang,” hal tersebut dikeluhkan oleh Simon Js (25) warga BTN Mata Bola Desa sungai ana Sintang, kepada mediator, Rabu (22/9).kemarin Simon Mengatakan, pemerintah seharusnya menyikapi secara serius masalah ini. mengingat persoalan suplai air PDAM, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat yang harus dipenuhi. Terlebih, tidak kurang dari 600-an pelanggan PDAM Baning `merana` karena kesulitan air, “ Pemerintah jangan hanya berjanji, buktikan janjinya melalui tindakan nyata. Karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak yang menjadi pelanggan tetap PDAM Baning,” keluhnya. Akibat mampetnya suplai air dari PDAM selama beberapa bulan, Heri mengaku dirinya sangat kesulitan, karena dari sisi ekonomi harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli air, “ Mau tak mau kita harus membeli dua drum Pinguin tiap satu minggu untuk kegiatan rumah tangga. Itupun harus di hemat-sehemat mungkin. Kalau tidak, siap-siap saja persedian habis. Karena untuk satu drum penguin harganya cukup mahal. Kalau untuk mandi, kita tak punya pilihan lain selain nyebur ke Sungai Kapuas. Kalau musim penghujan tiba, kita bisa sedikit terbantu karena bisa menyimpan air hujan,” katanya. Dengan adanya kondisi ini, Ia berharap pemerintah bisa secepatnya mengambil tindakan konkrit dilapangan. Masyarakat jangan lagi di buai dengan janji-jani manis yang tak kunjung ada realisasinya, “ Perhatikan kondisi kami ini, segera mengambil langkah nyata untuk mencari jalan keluar,” pintanya lagi. (lingga)